M-Series World Championship adalah puncak dari segala kompetisi di jagat Mobile Legends: Bang Bang (MLBB). Ini adalah panggung di mana meta didefinisikan ulang, legenda lahir, dan rivalitas antar negara mencapai titik didihnya.
Menjelang bergulirnya M7 World Championship di penghujung tahun 2025 ini, mari kita melihat ke belakang. Bagaimana peta kekuatan dunia MLBB berubah dari masa ke masa? Apakah dominasi "Dua Kutub" (Indonesia dan Filipina) masih absolut, ataukah ada kekuatan baru yang siap mengguncang takhta?
SIMBOL KEJAYAAN - Trofi M-Series, bukti supremasi tim Mobile Legends terkuat di dunia.
1. Rivalitas Abadi: Indonesia vs Filipina
Sejarah M-Series tidak bisa dilepaskan dari perseteruan dua negara adidaya ini. Kita bisa membaginya menjadi beberapa era:
- Era Awal (M1): Indonesia adalah raja mutlak. All Indonesian Final antara EVOS Legends dan RRQ Hoshi menjadi bukti bahwa mekanik pemain Indonesia saat itu tak tertandingi.
- Era Emas Filipina (M2 - M4): Filipina mengambil alih dengan disiplin makro yang mengerikan. Bren Esports, Blacklist International, dan ECHO memperkenalkan meta "Objective Gaming" dan "UBE Strategy" yang membuat tim Indonesia yang mengandalkan mekanik murni kewalahan.
- Era Kebangkitan (M5 - M6): Indonesia mulai beradaptasi. Tim-tim seperti ONIC Esports mulai mengadopsi disiplin makro Filipina dan menggabungkannya dengan agresi khas Indonesia (Kairi Effect), membuat persaingan kembali seimbang.
2. Ancaman dari "Kuda Hitam" (Wild Card & MENA)
Analisis M-Series tidak akan lengkap tanpa membahas region di luar SEA. Hingga tahun 2025, kita melihat lonjakan kualitas yang signifikan dari:
Region MENA (Timur Tengah)
Tim-tim dari Arab Saudi dan Mesir bukan lagi tim pelengkap. Investasi besar-besaran dan kedatangan pelatih asing membuat mereka menjadi ancaman nyata. Gaya main mereka yang sangat agresif sering mengejutkan tim SEA yang bermain terlalu rapi.
Malaysia & Myanmar
Malaysia (dengan Homebois/Selangor Red Giants) dan Myanmar (yang selalu konsisten meski situasi sulit) membuktikan bahwa celah skill semakin menipis. Mereka sering menjadi "Giant Slayer" di fase grup.
3. Evolusi Meta: Dari Harith hingga Tank Jungler
Setiap M-Series memiliki identitas meta-nya sendiri:
- M1: Meta Harith & Claude (Mekanik Mikro).
- M3: Meta UBE (Ultimate Bonding Experience) alias Healing Support.
- M4 & M5: Meta Tank Jungler & Assassin Sawi. Durabilitas menjadi kunci.
- M7 (Prediksi 2025): Dengan patch terbaru November 2025, kita diprediksi akan melihat kembalinya Fighter Jungler (Balmond/Martis) dan Inisiator Roam. Permainan akan lebih rusuh dan berdarah dibanding main aman.
4. M7 World Championship: Siapa Terkuat?
Menatap M7 yang akan segera digelar, Indonesia mengirimkan dua wakil terkuatnya: ONIC Esports (Juara MPL ID S16) dan Alter Ego. ONIC datang dengan status favorit juara berkat konsistensi mereka, sementara Alter Ego membawa semangat underdog yang berbahaya.
Tantangan terbesar tentu masih datang dari Filipina (kemungkinan AP.Bren atau Falcons AP.Bren). Namun, jangan remehkan tim-tim jalur Wild Card yang tahun ini terlihat lebih siap dari sebelumnya.
Fakta Menarik:Tim yang menjuarai M-Series biasanya adalah tim yang paling cepat beradaptasi dengan meta turnamen, bukan tim yang paling jago di fase grup. Ingat EVOS di M1 atau Blacklist di M3? Mereka "memecahkan kode" meta di tengah turnamen.
Kesimpulan
M-Series lebih dari sekadar perebutan piala emas; ini adalah pembuktian ekosistem esports negara mana yang paling maju. Di M7 tahun 2025 ini, apakah piala itu akan "Pulang" ke Indonesia, atau kembali terbang ke Filipina? Atau mungkin, sejarah baru akan tercipta oleh negara lain?
Siapa jagoan Anda di M7 nanti? Tulis dukungan Anda di kolom komentar! Jangan lupa simak juga rekap perjalanan ONIC menjuarai MPL ID S16 sebagai bekal nonton M7.